CONTROLING
ARTI PENGAWASAN
Controling adalah proses pengamatan pelaksanaan suatu
kegiatan dan kebijakan untuk memastikan tercapainya tujuan dengan fungsi
utamanya adalah untuk memastikan bahwa antara tujuan yang ingin dicapai dalam
system yang telah ditetapkan pada waktu yang tepat.
Sumber dari segala kegiatan controlling adalah
informasi, artinya bahwa system controlling harus responsive dan fleksibel
terhadap permasalahan yang timbul di lapangan.
SASARAN PENGAWASAN
bahwa melalui pengawasan pelaksanaan
tugas-tugas yang telah ditentukan sungguh-sungguh sesuai dengan pola yang telah
digariskan dalam rencana, bahwa struktur serta hirarki organisasi sesuai dengan
pola yang telah ditentukan dalam rencana,
bahwa seseorang
sungguh-sungguh ditempatkan sesuai dengan bakat, keahlian dan pendidikan serta
pengalamannya dan bahwa usaha pengembangan keterampilan bawahan dilaksanakan secara berencana,
kontinu dan sistematis,
bahwa penggunaan
alat-alat diusahakan agar sehemat mungkin,
bahwa system dan prosedur
kerja tidak menyimpang dari garis-garis kebijakan yang telah tercermin dalam
rencana,
bahwa pembagian
tugas, wewenang dan tanggung jawab didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan
yang objektif dan resional, dan tidak atas dasar personal likes and dislikeks,
bahwa tidak terdapat
penyimpangan dan atau penyelewengan
dalam penggunaan kekuasaan, kedudukan, maupun dan terutama keuangan.
FUNGSI PENGAWASAN
·
- mencegah penyimpangan,
·
- memperbaiki kesalahan/kelemahan,
·
- menindak penyalahgunaan/penyelewengan,
·
- mendinamisasi organisasi dan kegiatan manajemen,
·
- mempertebal rasa tanggung jawab,
·
- mendidik pegawai/pelaksana.
PROSES PENGAWASAN
- Menetapkan dasar (standard) pengawasan (menentukan apa yang harus dikerjakan, yang hendak dicapai, diharapkan, dituju atau dicita-citakan);
- Meneliti, memeriksa dan menilai hasil yang dapat dicapai (meneliti apa yang sedang dilakukan, dikerjakan);
- Membandingkan hasil pelaksanaan dengan dasar (standard) yang telah ditetapkan (membandingkan hasil dengan apa yang diharapkan, dicita-citakan sebelumnya);
- Memperbaiki penyimpangan, kesalahan, dan kelemahan dengan tindakan koreksi (menerima hasil atau menolak hasil yang dicapai melalui tindakan-tindakan yang telah dilakukan).
TIPE-TIPE PENGAWASAN
- Pengawasan langsung (direct control)
Pengawasan ini dilakukan oleh pimpinan organisasi yang terjun langsung kelapangan mengamati pekerjaan . bentuknya terbagi atas :
Inspeksi langsung
On the spot
observation
On the spot report
kelemahaan pimpinan tidak mungkin terus menerus ada
ditempat melakukan pengawasan sehingga dapat memungkinkan timbulnya
penyimpangan-penyimpangan
yanag luput dari pengawasan.
- Pengawasan tidak langsung (indirect control)
Dilakukan dari jarak jauh melalui
laporan yang disampaikan oleh para bawahan. Laporan dapat berupa lisan maupun tulisan, kelemahan memungkinkan
adanya laporan yang tidak objektif.
Pengawasan tidk dapat berjalan dengan
baik apabila hanya bergantung pada satu teknik saja, maka penggabungan dari
dua teknik diatas sangat diperlukan untuk terciptanya fungsi control
yang efektif.
METODE PENGAWASAN
·
Metode observasi langsung
Metode pengamatan langsung oleh atasan/pimpinan
terhadap pelaksanaan kerja yang sedang dilakukan oleh pegawai/petugas.
·
Metode statistik
Pengamatan dilakukan melalui data yang disusun secara
statistik dan grafis (statistik disusun dari data yang sudah diolah sehingga
mudah difahami).
·
Metode laporan
Pengawasan dilakukan setelah diketahui kesalahan,
kekeliruan dan penyalahgunaan dari laporan yang diterima.
Laporan
lisan
Laporan
melalui orang yang ditugaskan untuk mengawasi
atau laporan dari pelaksana yang melakukan pekerjaan.
Laporan
tertulis
Laporan yang
disampaikan kepada yang berwenang dan bertanggung jawab, baik oleh pengawas
maupun oleh pelaksana secara
tertulis.
KARAKTERISTIK PENGAWASAN YANG EFEKTIF
· 1. Ada unsur
keakuratan, dimana data harus dapat dijadikan pedoman dan valid.
·
2. Tepat waktu, yaitu
dikumpulkan, disampaikan dan dievaluasi secara cepat dan tepat dimana kegiatan
perbaikan perlu dilaksanakan.
·
3. Obyektif dan
menyeluruh, dalam arti mudah dipahami.
·
4. Terpusat, dengan
memusatkan pada bidang-bidang penyimpangan yang paling sering terjadi.
·
5. Realistik secara
ekonomis, dimana biaya sistem pengawasan harus lebih rendah atau sama dengan
kegunaan yang didapat.
·
6. Realistik secara
organisasional, yaitu cocok dengan kenyataan yang ada di organisasi.
·
7. Terkoordinasi dengan
aliran kerja, karena dapat menimbulkan sukses atau gagalnya operasi serta harus
sampai pada karyawan yang memerlukannya.
·
8. Fleksibel, harus
dapat menyesuaikan dengan situasi yang dihadapi, sehingga tidak harus buat
sistem baru bila terjadi perubahan kondisi.
·
9. Sebagai petunjuk dan
operasional, dimana harus dapat menunjukkan deviasi standar sehingga dapat
menentukan koreksi yang akan diambil.
· 10. Diterima para
anggota organisasi, mampu mengarahkan pelaksanaan kerja anggota organisasi
dengan mendorong perasaan otonomi, tanggung jawab dan prestasi.
Sumber :
http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=56425
Tidak ada komentar:
Posting Komentar