Selasa, 10 April 2012

ORGANIZING (Pengorganisasian)

www.gunadarma.ac.id 
ORGANIZING

Pengorganisasian (organizing)
          Dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.

Dikutip dari : Drs. Maharuddin Pangewa, 1989/1990, Tiga serangkai ilmu administrasi organisasi dan Benjamen, FPIPS IKIP Ujung pandang, hal. 72

            Organising berasal dari kataaa to organize dimana kata ini berasal pula dari kata organ. Sedangkan kata organ dalam Webstre’e New Collagiale Dictionary berasal dari kata organon, bahasa Greek.
Adapun arti kata organ ialah, an Instrument or medium by Which an Importan is Performed or end accomploshed. Artinya suatu alat atau media yang digunaka untuk tindakan penting atau pencaapaian tujuan.
Jadi to organize mengandung arti menyusun bagian-bagian yang terpisah-pisah menjadi suatu kesatuan sehingga dapat digunakan untuk menjalankan tindakan dalam pencapaian tujuan.
Dengan demikian organizing merupakan proses penyusunan bagian-bagian yang terpisah itu menjadi suatu kesatuan yang harmonis, sehingga dapat digunakan untuk pelaksaan kerja dalam mencapai tujuan yang dikehendaki.

        Pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang mengikuti perencanaan. Ini adalah fungsi di mana sinkronisasi dan kombinasi manusia, sumber daya fisik dan keuangan terjadi. Semua tiga sumber penting untuk mendapatkan hasil. Oleh karena itu, fungsi organisasi membantu dalam pencapaian hasil yang sebenarnya penting untuk fungsi perhatian. Menurut Chester Barnard, "adalah Pengorganisasian fungsi dimana kekhawatiran mampu mendefinisikan posisi peran, pekerjaan terkait dan koordinasi antara otoritas dan tanggung jawab. Oleh karena itu, seorang manajer harus selalu mengatur untuk mendapatkan hasil.
Seorang manajer melakukan hubungan menyelenggarakan fungsi dengan bantuan langkah-langkah berikut: -
  1. Identifikasi kegiatan - Semua kegiatan yang harus dilakukan dalam perhatian harus diidentifikasi terlebih dahulu. Misalnya, persiapan rekening, melakukan penjualan, pencatatan, pengendalian mutu, pengendalian persediaan, dll Semua kegiatan tersebut harus dikelompokkan dan diklasifikasikan ke dalam unit.

  1. Departmentally mengorganisir kegiatan - Pada langkah ini, manajer mencoba untuk menggabungkan dan kegiatan kelompok yang sama dan terkait ke dalam unit atau departemen. Organisasi ini membagi perhatian ke seluruh unit independen dan departemen disebut departmentation.

  1. Klasifikasi otoritas - Setelah departemen dibuat, manajer suka mengklasifikasikan kekuatan dan luasnya kepada manajer. Kegiatan ini memberi peringkat untuk posisi manajerial disebut hirarki. Manajemen puncak adalah ke perumusan kebijakan, manajemen tingkat menengah ke bawah pengawasan departemen dan level manajemen ke dalam pengawasan mandor. Klarifikasi bantuan otoritas dalam membawa efisiensi dalam menjalankan perhatian. Hal ini membantu dalam mencapai efisiensi dalam menjalankan perhatian. Hal ini membantu dalam menghindari pemborosan upaya waktu, uang, dalam menghindari duplikasi atau tumpang tindih upaya dan ini membantu dalam membawa kelancaran dalam bekerja menjadi perhatian kita.
4.    Koordinasi antara wewenang dan tanggung jawab - Hubungan ditetapkan antara berbagai kelompok untuk memungkinkan interaksi yang mulus menuju prestasi dari tujuan organisasi. Setiap individu dibuat menyadari kekuasaannya dan dia / dia tahu siapa mereka harus menerima perintah dari dan kepada siapa mereka bertanggung jawab dan kepada siapa mereka harus melaporkan. Suatu struktur organisasi yang jelas ditarik dan seluruh karyawan dibuat menyadari hal itu. 

B. Ciri – ciri pengorganisasian
Dikutip dari : Drs. Malayu S.P Hasibuan, 1996 organisasi dan motivasi, bumi aksara hal 31-32

1. tujuan organisasi itu jelas dan realistis
2. Pembagian kerja dan hubungan pekerjaan antara unit-unit, subsistem-subsistem atau bagian-bagian harus baik dan jelas
3. Organisasi itu harus menjadi alat dan wadah yang efektif dalam mencapai tujuan
4. Tipe organisasi dan strukturnya harus sesuai dengan kebutuhan perusahaan
5. Unit-unit kerja ( departemen bagian) nya ditetapkan berdasarkan atas eratnya hubungan pekerjaan
6. Job description setiap jabatan harus jelas dan tidak ada tumpang tindih boleh terlalu banyak.
7. Rentang kendali setiap bagian harus berdasarkan volume pekerjaan dan tidak boleh terlalu banyak
8. Sumber perintah dan tanggung jawab harus jelas, melalui jarak yang pendek
9. Jenis wewenang (authority) yang dimiliki setiap pejabat harus jelas
10. Mismanajemen penempatan karyawan tidak ada
11. Hubungan antara bagian dengan bagian lainnya jelas dan serasi
12. Pendelegasian wewenang harus berdasarkan job description karyawan
13. Deferensiasi, koordinasi, integrasi dan sinchronisasi harus baik
14. Organisasi harus luwes dan fleksibel
15. Organisasi harus mempunyai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.

Dikutip dari : Drs.Maharuddin Pangewa, 19i89/i1990. Tiga Serangkai Ilmu Administrasi, Organisasi dan Manajemen. FPIPS IKIP Ujung Pandang,Hal 77-78
Keuntungan yang dapat diperoleh dari pada aktiivitas pengorganisasian yang efektif adalah :
  • Tiapi-tiap anggota dalam struktur organisasi mengetahui sekelompok aktivitasi apa yang harus dilakukan
  • Hubungan kerja dalam suatu organisasi dengan jelas dapat ditentukan.
  • Seorang pejabat dapat mengetahui dengan terang hubungan organisasi baik dan fasilitas yang dapat dicapai karena ada perbandingan yang mengimbang dalam organisasi.
Dikutip dari : Http://www.Google.co.id/seach?iq=pengorganisasian&hl=id&client=firefoxa&risi=org.mozillai:en- Us:official&strat=30&sa=N
Keuntungan pengorganisasian dalam sebuah kegiatan :
  • Terampil untuk tugas/pekerjaan tertentu
  • Mudah memperoleh kepuasaan kerja setelah selesai tugas
  • Kekurangan tenaga kerja yang ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang berpengalaman untuk satu tugas yang sederhana
  • Memudahkan untuk mengawasi keterampilan tertentui
  • Fokus sesuai dengan kebutuhan
  • Memberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan yang komprehensif
  • Memotivasi anggota untuk bertugas
  • Mendukung penerapan proses organisasi
  • Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai
  • Memberi kepuasan anggota dalam hubungan interpersional
  • Memberi kepuasan kerja
  • Memungkinkan penerapan proses kegiatan
  • Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda dengan aman dan efektif


sumber :
  • buku sosiologi piranti
  • http://ppengorganisasian.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar